*SMP Paluh Kurau: Bukti Keseriusan LP Ma’arif PC NU Deli Serdang dalam Mencerdaskan Umat*
Di atas permukaan air di pinggiran Selat Malaka, tepatnya di Dusun XIV, Desa Paluh Kurau, berdiri dengan kokoh SMP Nahdlatul Ulama (NU) Paluh Kurau. Sekolah ini bukan sekadar bangunan pendidikan biasa, melainkan simbol komitmen LP Ma’arif PC NU Deli Serdang dalam membangun generasi Islam yang cerdas dengan tetap menjaga nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah.
Awalnya pada tahun 2010, sekolah ini merupakan sebuah Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) yang didirikan atas hibah Almarhum H. Anif, seorang tokoh Sumatera yang peduli terhadap pendidikan Islam. Peresmiannya dilakukan oleh Bupati Amri Tambunan. Kemudian, seiring waktu, pada tahun 2014, madrasah ini berkembang menjadi SMP NU Paluh Kurau.
Namun, perjalanan sekolah ini tidak selalu mulus. Dalam beberapa tahun, kondisinya sempat terbengkalai, bangunannya rapuh, dan bahkan hampir mati suri. Tidak ada perawatan yang memadai, dan sekolah ini nyaris kehilangan harapan.
Segalanya berubah sejak LP Ma’arif PC NU Deli Serdang mengambil alih sekolah ini melalui peran Sekretaris LP Ma’arif, Erydawaty, S.Pd., M.Si. pada Tahun 2022, Erydawaty resmi diangkat sebagai kepala sekolah, dan sejak saat itu, perubahan besar mulai terlihat.
Dengan dedikasi dan kegigihannya, ia membangun jaringan dan koneksi dengan berbagai pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan Islam di Kabupaten Deli Serdang. Perjuangannya tak hanya sebatas mengelola sekolah, tetapi juga mencari dukungan agar sekolah ini kembali hidup dan berkembang.
Seolah keajaiban terjadi, sekolah yang dulunya berdinding papan lapuk, plafon rusak parah, dan fasilitas tidak layak, kini telah berubah. Bangunan berdinding beton berdiri menggantikan yang lama, atap dan plafon yang lebih kuat telah terpasang, serta berbagai fasilitas pendukung telah disediakan.
Berkat kegigihannya, kini lebih dari 100 siswa telah bergabung di sekolah ini. Tak hanya itu, 14 guru aktif telah hadir untuk mendidik dan membimbing para santri dalam ilmu agama dan pengetahuan umum.
Namun, perjuangan Erydawaty tak berhenti di situ. ia harus menempuh perjalanan dari Percut Sei Tuan ke Paluh Kurau, melintasi muara laut Belawan menggunakan perahu. Perjalanan yang berisiko dan melelahkan ini tak pernah menjadi hambatan baginya. Bagi Erydawaty, pendidikan Islam yang berkualitas lebih penting daripada rasa letih atau takut.
“Semua ini tidak bisa terjadi tanpa keterlibatan banyak pihak yang peduli terhadap pendidikan Islam. Alhamdulillah, kini sekolah ini bisa terus berjalan dan berkembang,” ujar Elidawaty penuh syukur.
SMP NU Paluh Kurau: Harapan Baru bagi Generasi Paluh Kurau
Kini, SMP NU Paluh Kurau menjadi solusi bagi warga Desa Paluh Kurau yang ingin mendapatkan pendidikan berkualitas berbasis nilai-nilai Islam. Sekolah ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga harapan bagi masyarakat setempat.
Erydawaty berharap, di masa depan SMP NU Paluh Kurau dapat terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan Islam yang lebih baik lagi.
Bagi siapa pun yang ingin melihat langsung keajaiban perjuangan pendidikan di atas air, SMP NU Paluh Kurau adalah tempat yang patut dikunjungi. (*).