Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
DAERAH

Warisan Leluhur Deli Serdang: Dari Datuk Kerumbuk hingga Perjuangan Lubuk Pakam

277
×

Warisan Leluhur Deli Serdang: Dari Datuk Kerumbuk hingga Perjuangan Lubuk Pakam

Share this article
WarisanSejarah peninggalan bangunan sekolah pertama di lubuk pakam
Foto Istimewa: Sejarah Banguan lama termasuk sekolah pertama dibangun dilubuk pakam

Warisan Sejarah lokal sering kali terabaikan, tetapi kisah dari Taufik Rahman, warga asli Lubuk Pakam, membuka tabir perjalanan panjang Deli Serdang yang penuh cerita perjuangan, kebudayaan, dan warisan leluhur.

Lubuk Pakam, Pusat Sejarah yang Terpecah

Taufik Rahman memulai cerita dengan menggambarkan bagaimana dahulu Kecamatan Lubuk Pakam mencakup wilayah yang kini menjadi Kecamatan Pagar Merbau, Beringin, dan Pantai Labu.

Sungai yang dulu menjadi jalur transportasi hingga ke Pantai Labu kini menjadi kenangan.

“Saat itu, nenek saya sering menceritakan bahwa untuk pergi ke Pantai Labu, mereka menaiki buaya putih melalui sungai,” kata Taufik Rahman.

Warisan Leluhur yang Berharga

Lubuk Pakam menyimpan banyak warisan leluhur, salah satunya tanah yang kini menjadi Cadika Hall, yang menurut Taufik merupakan pemberian keluarga neneknya kepada Pemkab Deli Serdang.

Rumah peninggalan keluarga besar Abdul Hamid, ayah nenek Taufik, yang dahulu menjadi penghulu pekan, masih berada di Jalan Thamrin Gang Keluarga.

Rumah panggung tersebut menjadi simbol kehidupan masa lalu.

Sejarah Jalan Tengku Raja Muda

Jalan Tengku Raja Muda di Lubuk Pakam memiliki cerita tersendiri. Menurut Taufik, jalan tersebut dinamai untuk mengenang pamannya Sultan Serdang, Almarhum Tuanku Tengku Raja Muda, yang berjasa membawa suku Melayu ke Lubuk Pakam. “Suku asli Lubuk Pakam sebenarnya bukan Melayu,” tambah Taufik.

Tugu Pejuang dan Nilai yang Terlupakan

Taufik juga menyoroti Tugu Pejuang di Taman Makam Pahlawan yang sering kali dianggap sepele.

Padahal, tugu tersebut adalah hasil kerja keras sembilan pejuang Angkatan ’66, termasuk Wak Taufik yang menjadi salah satu penggagasnya.

“Saat itu, nenek saya adalah salah satu pendukung perjuangan. Beliau memasak makanan untuk para pejuang di medan perang,” ungkapnya.

Menjaga Warisan Sejarah Lokal

Dalam percakapannya, Taufik menyampaikan keprihatinan terhadap aset sejarah yang terlupakan.

Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk menggali lebih banyak cerita dari leluhurnya yang telah tiada.

“Saya sangat suka cerita sejarah, tetapi sayangnya Wak yang terakhir hidup sudah meninggal.

Seandainya beliau masih ada, saya ingin menggali lebih banyak cerita darinya,” ujar Taufik.

 

Sejarah lokal, seperti yang disampaikan oleh Taufik Rahman, adalah warisan berharga yang tidak hanya memberikan identitas kepada masyarakat tetapi juga menjadi pengingat atas perjuangan dan pengorbanan para leluhur.

Menggali kembali cerita sejarah dan budaya Deli Serdang yang menghubungkan generasi dulu dengan sekarang.

Legenda Buaya Putih dan Datuk Kerumbuk

Cerita tentang buaya putih di sungai Lubuk Pakam bukan sekadar dongeng. Menurut Budi Pane, Camat Galang, legenda ini terkait dengan Datuk Kerumbuk, tokoh yang makamnya berada di ujung Jalan Keramat, Desa Syahmad.

“Makam Datuk Kerumbuk panjangnya lebih dari dua meter dan sering diziarahi oleh masyarakat dari berbagai daerah.

Makam ini termasuk dalam cagar budaya yang terdaftar di Dinas Pendidikan,” ujar Budi Pane.

Nama Jalan Keramat, yang menghubungkan Lubuk Pakam dan Desa Pagar Merbau 3, berasal dari sejarah tersebut.

Legenda ini semakin memperkuat keyakinan masyarakat terhadap hubungan mistis dan sejarah lokal yang melekat di wilayah tersebut.

Perkembangan Pemerintahan dan Pemekaran Wilayah

Edwin Nasution, Kepala Inspektorat, turut memberikan perspektif mengenai perubahan administrasi wilayah di Deli Serdang. Ia menjelaskan bahwa dahulu Lubuk Pakam memiliki wilayah yang luas, termasuk kecamatan Pagar Merbau dan Beringin sebelum dilakukan pemekaran.

“Dulu, Asisten Wedana itu setara dengan camat sekarang, sehingga wilayah kerjanya mencakup daerah yang sangat luas, bahkan hingga ke Tebing Tinggi,” katanya.

Pemekaran wilayah, seperti yang terjadi di Kecamatan Beringin, Pagar Merbau, dan Pantai Labu, mencerminkan perkembangan pemerintahan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang terus bertambah.

Hubungan Kekerabatan di Wilayah Deli Serdang

Edwin juga menyoroti kekerabatan masyarakat di kawasan eks-Lubuk Pakam, termasuk Perbaungan, Pantai Cermin, Melati, dan Pegajahan.

Menurutnya, ada kesamaan budaya dan tradisi yang membuat wilayah ini terhubung erat secara historis.

Tuah Leluhur yang Tidak Terlupakan

Menurut Edwin, jejak para leluhur tidak hanya terlihat dalam peninggalan sejarah, tetapi juga dalam tradisi dan nilai-nilai yang masih dipegang masyarakat hingga kini.

Ia membandingkan hal ini dengan kisah Tuan Syekh Musthofawiyah, pendiri Pesantren Musthofawiyah di Mandailing Natal, yang konon dapat berjalan di bawah hujan tanpa basah.

Cerita dari Taufik Rahman, Budi Pane, dan Edwin Nasution memperlihatkan betapa kaya sejarah dan budaya Deli Serdang, khususnya Lubuk Pakam.

Kisah-kisah ini menjadi pengingat bahwa warisan leluhur tidak hanya ada pada artefak fisik, tetapi juga dalam nilai-nilai yang diwariskan kepada generasi penerus.

 

banner 325x300
banner 325x300
banner 325x300
banner 325x300
banner 325x300
banner 325x300
banner 325x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *