Medan, Infosumut.co – Prodewa Sumatera Utara menilai pengamanan dilakukan kepolisian dalam mengamankan debat kedua Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut tidak efektif.
“Kita sangat menyayangkan kericuan itu terjadi. Polisi sepertinya tidak sigap dalam mengamankan situasi, baik di dalam maupun di luar gedung,” ujar Direktur Eksekutif Wilayah Prodewa Sumut Rozi Panjaitan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/11/2024).
Menurut Rozi, kericuan saling lempar antara pendukung kedua paslon lantaran kurangnya pengamanan yang ketat pihak kepolsian.
“Seharusnya polisi bisa membaca situasi keadaan debat pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Sehingga bisa melakukan upaya pencegahan kemungkinan terjadinya gesekan,” kata Rozi.
Terjadinya kericuan itu Lembaga Pemilu Progressive Democracy Watch (Prodewa) Sumut mempertayakan standart operasioal prosedur (SOP) pengamanan yang dilakukan kepolisian.
“Sebelum ricub di luar gedung, di dalam sudah terjadi adu mulut antara pendukung masing-masing paslon. Nah, seharusnya kepolisian bisa mengambil langkah dengan pengamanan ketat, bahkan berlapis. Hal itu mengantisipasi hal yang memungkin terjadi sampai selesai debat. Namun, polisi sepertinya terkesan santai dalam menjalankan tugas. Sehingga polemik keributan pun terjadi,” sebutnya.
Rozi menegaskan, kericuan terjadi dalam debat kedua pemilhan calon Gubernur dan Wakil Sumut menjadi ‘tamparan keras’ pihak kepolisian untuk lebih meningkatkan pengamanan.
“Debat publik ketiga calon Gubernur dan Wakil Gubernur sudah dijadwalkan oleh KPU Sumut. Karena itu, polisi bisa memetakan pengamanannya seperti apa. Baik sebelum dimulai debat, maupun sampai selesai. Jangan sampai aparat penegak hukum kecolongan lagi sampai terjadi keributan terulang kembali,” tegasnya.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengklaim bahwa anggota polri sudah sejak awal melekat di setiap paslon untuk melakukan pengamanan dan pengawalan.
“Tim pengamanan dan pengawalan sudah melekat pada setiap paslon. Itu merupakan tanggung jawab polisi,” jelasnya.
Hadi menyatakan tengah mengusut dugaan pelemparan mobil Bobby Nasution dan pelemparan botol air mineral ke Edy Rahmayadi.
“Kasusnya ditangani oleh Polrestabes Medan. Masih proses penyelidikan,” kata Hadi.
Debat publik kedua pemilhan Gurbernur dan Wakil Gubernur periode 2024-2029 yang berlangsung di Hotel Santika, Kota Medan diwarnai kericuan. Di mana ricuh itu, antara pandukung kedua pendukung paslon saling lempar. Susana di lokasi pun memanas, bahkan mencekam.
Mobil yang ditumpangi Bobby Nasution dilempar usai debat. Sementara Edy Rahmayadi diduga terkena lemparan dari keributan tersebut. (*).